Malam,
lihatlah aku kesepian
aku juga melihatmu murung
hatiku tertutup mendung
engkaupun ber arak mendung
batinku gelap gulita
kenapa kau demikian juga?
bulan kau sembunyikan
alangkah serupanya dengan senyum yang ku semayamkan.
malam,
apakah memang kit senasib?
puisi 2
dimana nasib baik akan ku temukan
dimana kebahagiaan akan ku dapatkan
dimana kedamaian akan kurasakan
dimanakah itu?
pada surya pagi aku menanti
pada siang panas aku menunggui
pada gelap malam aku menengadah
seraya berhampur peluh bercampur resah
kepada apakah?
apa mungkin keiklasan kau bersemayam
apa iya pada kesabaran kau ditempatkan
apa betul kau disatikan pada tawakal
lalu dimana, kapan dan kenapa
harus begitu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
baiknya karya tak terbuat langsung indah, namun saran dan kritik pembaca salah satu faktor penentu keindahan sastra